Pada dasarnya itu adalah penceritaan ulang.
Kucakar tangan dan dadanya, dia pegang tangan-tanganku, kugigit bahunya yang rebah ke wajahku, dia berkelit.
Dan pada saat yang bersamaan dengan penuhnya air mani di mulutku, tangannya dengan kuat membekap hidungku.
Dia jelas tidak menyadari dan paham betapa aku mengagungkan nilai-nilai hidup ini.
Kini dia mendekat ke tubuhku.
Kustart sepeda motorku menuju jalan raya.